I dont know
Why you can be in my life
In the past
You just like a ghost
Even if you were there
But i did'nt see you
And everything has changed
You made my life so gray
You came like you were alone
I knew you were not alone
But i was very stupid
With pleasure i accepted your attendance
I opened my heart to let you entered it
But i was still stupid
I realized, I was not alone too
But i kept let him to entered in my heart
This was our fault
We knew
You and me were not alone
But we kept to decided together
And again
This was our fault in love
Let us stop this situation
And being happy with our own
Senin, 01 Mei 2017
Our Fault in Love
Sabtu, 11 Maret 2017
CONTOH ESSAI SOSIAL BUDAYA (Karya Rizki Amelia, Sri Endah Wulandari dan Endry Nur Latiefah)
TERGESERNYA
PERMAINAN TRADISIONAL OLEH PERMAINAN DIGITAL DI KALANGAN ANAK MASA KINI
Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai
suku, budaya, dan bahasa sehingga keberagaman tersebut menjadikan Indonesia kaya akan karya dari berbagai daerah.
Sangat disayangkan apabila karya-karya tersebut harus tenggelam oleh arus
globalisasi dan modernisasi yang mengakibatkan perubahan sosial yang sangat
besar bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Mengapa?
Karena di era modern ini semua orang tidak bisa menghindari kemajuan zaman. Hal
ini dalam antropologi disebut culture
shock yaitu perubahan nilai budaya seiring dengan perkembangan zaman,
wawasan yang semakin berkembang, dan biasa terjadi pada masyarakat secara
tiba-tiba berpindah atau mendapat kebudayaan baru. Hal tersebut dapat
mengakibatkan masyarakat tertinggal dan frustasi apabila tidak dapat segera
menyesuaikan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, masyarakat
Indonesia pada umumnya berlomba-lomba untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan
teknologi yang mengakibatkan karya-karya tradisional asli Indonesia terlupakan atau
tergeser. Salah satu karya yang hampir punah adalah permainan tradisional.
Menurut hasil penelitian Ismatul, dkk. (2011) dimuat
dalam Jurnal Penelitian PAUDI dinyatakan ada beberapa permainan tradisional
yang dapat menjadi media atau sarana stimulasi perkembangan anak usia dini.
Indonesia kaya akan permainan tradisional, seperti: gobak sodor, petak umpet,
lompat tali, bentengan, engklek atau sudamanda, egrang dan lain-lain. Namun
demikian, perkembangan permainan tradisional di kalangan anak masa kini sungguh
sangat memprihatinkan. Contohnya, anak-anak di masa kini lebih memilih permainan
digital. Hal ini tentu menyebabkan permainan tradisional semakin terkikis
bahkan hilang dari peradaban. Bagaimana tidak? Para orang tua di masa kini memilih
untuk memberi anak sebuah gadget atau
komputer sehingga membuat anak terlena dibandingkan bermain bersama teman.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak di
masa kini lebih menyenangi permainan digital, yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam: (1) orang tua kurang membatasi waktu kepada anak dalam
menggunakan gadget atau komputer.
Dengan alasan supaya anak betah berada di rumah; (2) minimnya pengetahuan anak
dalam berbagai permainan tradisional yang disebabkan kesibukan orang tua dan
kesadaran pribadi anak.
Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal
dari luar: (1) lingkungan menjamurnya warnet dengan harga murah dan nyaman; (2)
banyaknya iklan permainan digital baik pada media cetak maupun media elektronik;
(3) tempat-tempat perbelanjaan yang dilengkapi dengan fasilitas permainan
digital.
Menurut Bredekamp dan Rosegrant dalam bukunya Developmentally Appropriate Practice
and Culturally Responsive Education menyatakan 4 komponen penting
menumbuhkembangkan potensi anak:, yakni kesadaran, eksplorasi,
penyediaan pengalaman dan teman sebaya. Empat komponen tersebut sudah masuk
dalam permainan tradisional. Mengapa? Permainan tradisional memiliki banyak
manfaat bagi siapapun yang memainkannya khususnya pada anak, diantaranya:
1. Mengasah otak
Daya pikir anak akan
terbentuk tanggap, cermat, dan cerdas. Contohnya bermain permainan congklak
atau dakon, anak dilatih untuk berpikir cermat dalam mengatur strategi untuk
mengumpulkan biji congklak atau isi dakon sebanyak-banyaknya.
2.
Membentuk
karakter anak
Anak akan ditanamkan
karakter untuk bertanggung jawab dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Contohnya
dalam permainan bentengan, anak akan membangun kerja sama tim yang solid untuk
mencapai kemenangan dan anak yang bertugas menjadi penjaga benteng juga
diajarkan untuk bertanggung jawab dalam mempertahankan benteng agar tidak
tersentuh oleh lawan.
3.
Menjalin
interaksi sosial dengan sesama
Permainan tradisional
akan membuat anak terbiasa berinteraksi dengan siapapun yang akan menimbulkan
rasa percaya diri dan keterbukaan terhadap sesuatu yang baru.
4.
Menyehatkan
tubuh
Banyak permainan
tradisional membutuhkan kecepatan dan kelincahan yang dapat menjadikan tubuh menjadi sehat dan
bugar. Contohnya permainan engklek atau sudamanda dan lompat tali.
5.
Menambah
pengalaman
Setiap permainan pasti ada kekalahan dan
kemenangan. Sebuah permaianan biasanya akan timbul berbagai masalah. Tentunya anak
akan berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Hal itu dapat dijadikan
pengalaman bagi anak dalam menjalani kehidupan masa depan.
Pada era globasisai justru anak lebih memilih
permainan digital. Jika kita melihat lebih dalam, permainan digital banyak
kerugiannya, diantaranya: (1) kesulitan dalam berinteraksi sosial sehingga hal
tersebut dapat memicu munculnya rasa individualisme dalam diri anak tersebut;
(2) membuat anak menjadi kecanduan sehingga menimbulkan banyak masalah, seperti
lupa makan dan minum, membuat anak menjadi malas belajar, meninggalkan
kewajibannya sebagai anak, dan kurang istirahat yang cukup; (3) kesehatan
terganggu khususnya pada mata karena gadget
atau komputer memancarkan radiasi; (4) merusak moral dan karakter anak
karena beberapa permainan digital berisi konten yang tidak sesuai usia anak.
Contohnya: pornografi dan kekerasan.
Tergesernya permainan tradisional ke
permainan digital tentu akan mengurangi keragaman budaya Indonesia. Apabila
permainan tradisional sudah jarang kita dengar, kemungkinan sepuluh tahun ke
depan anak cucu kita tidak akan merasakan bahkan mengenal permainan ini. Oleh
karena itu pentingnya memopulerkan kembali permainan tradisional di kalangan
anak sebagai salah satu solusinya. Contohnya:
1.
Orang tua memperkenalkan
permainan tradisional dengan mengajarkan cara bermain serta menyediakan
fasilitas yang diperlukan.
2.
Di setiap daerah
lebih ditingkatkan dalam penyelenggaraan lomba permainan tradisional.
3.
Di lingkup
sekolah tingkat dasar, menengah maupun atas menyisipkan permainan tradisional melalui
classmeeting dan ekstrakurikuler.
Contohnya pada kegiatan pramuka.
4.
Pemerintah pusat maupun daerah harus lebih
menekankan masyarakat untuk tetap melestarikan permainan tradisional dengan
cara menjadikan permainan tradisional sebagai sebuah tradisi atau ciri khas
dari daerah tersebut.
Dengan begitu permainan tradisional tetap dikenal
oleh siapapun dan memperkaya kebudayaan Indonesia. Kita sebagai penerus bangsa
di era modern harus tetap mencintai dan melestarikan kekayaan bangsa agar tidak
punah.
SUMBER:
Rabu, 15 Februari 2017
#RAMBLOG1
Heiho semuanya!!!
Akhirnya ada waktu buat ngeposting di blog tercinta ini:"")
Oke kali ini gue akan membahas #schoolstory gue.
c h e c k t h i s o u t ! !
Jadi, setelah kelulusan SMP gue galau berat. Kenapa? karena gue gatau nasib sekolah gue selanjutnya. Sebenarnya gue itu pengen banget masuk SMK jurusan broadcasting cuma orangtua dan saudara gue gak setuju sama keinginan gue.Bikos mereka menginginkan gue sekolah di Purworejo. Dan kalian must know, selama UN gue ga tenang, gua takut kalo harus sekolah di Jawa. OH MY GOD I DIDN'T WANT TO SCHOOL IN JAVANESE.
Akhirnya, sebagai anak yang patuh dan berbakti kepada orang tua, mau gak mau gue harus mengiyakan sekolah di PWR. huhuhu
3 hari setelah pengumuman kelulusan gue berangkat ke Purworejo sama Alm. Bapak. Sampe sana ditunjukkin sekolah-sekolah di pwr. Tadinya gue pengen didaftarin di smansa, berhubung nilai gue kurang mencukupi ya jadi di smansev ajalah.
GUE DAFTAR PROGRAM BAHASA.
w
h
y
"kenapa harus bahasa?"
"kan nilai lo lumayan masa masuk bahasa sih?"
"kenapa ga IPA aja sih sayang banget tau masuk bahasa."
"ih suram bahasa mah."
"susah lo kalo mau kuliah. masuk bahasa sih."
Yash, begitulah reaksi teman-teman SMP dan teman rumah ketika mendengar kabar gue masuk program Bahasa. HEI PLS. THIS IS MY LIFE, MY WAY AND MY CHOICE. Kenapa gue pilih BAHASA? KARENA GUE GABISA NGITUNG. NILAI MTK GUE PAS-PASAN, GUE NYADAR DIRI LAH MAU MASUK IPA:") Lagian BAHASA itu gak sesuram yang kalian bayangin kok. Gue juga gak pernah malu jadi anak Bahasa, malah gue bangga jadi anak bahasa. Ya meskipun kadang kzl aja gitu kalo ketemu orang di jalan trs nanya, "Mbaknya ipa atau ips?" "ehm bahasa" dan disitu awkward moment bgt gilsssss.
Gue bakal ngasih tau keenakan eh maksudnya keuntungan masuk bahasa:
1. Pelajarannya terkesan santai dan gak memakan banyak otak *eh maksudnya gak terlalu rumit. Bahasa itu paling rumitnya kalo pelajaran bahasa Asing, tapi nanti kalo udah lama belajar bahasa Asingnya bakal terasa mudah kok percaya deh As Long As You Want to Learn.
2. Tugasnya gak muluk-muluk dan bisa dibilang gampang lha ya. Mentok-mentok paling kalo susah ya buat penelitian antropologi itu juga gak susah-susah amat sih. Tugasnya paling buat drama, nyanyi, presentasi, ah pokoknya mudah deh gak bikin pusing juga.
3. Kalo pelajaran itu suka nonton video/film kebudayaan gitu. Contohnya gue, kalo abis ulangan harian bahasa Jepang pasti nonton film jepang gitu. Terus kalo pelajaran bahasa Perancis, ya ditontonin kebudayaan Perancis. Ya namanya juga jurusan Ilmu Bahasa Budaya jadi gak cuma bahasa aja yang dipelajarin tapi juga budayanya.
4. Lebih sering dilatih kemampuan berbicara dibanding kemampuan menulis tugas tugas rumit :v
5. Pengetahuan bahasa Indonesianya banyak bangeeet karena anak bahasa juga ada mapel Sastra Indonesia.
6. BISA BAHASA ASING GAK CUMA INGGRIS DOANG
7. Peluang SNMPTN-nya lebih mudah karena saingannya kan dikit. Sekolah gue kelas Bahasanya cuma satu jadi saingannya ya cuma ama temen satu kelas ^6^
8. Anak bahasa itu rame,mulutnya berisik gak bisa diem, petakilan dan juga sukanya teriak-teriak kaya di hutan. TAPI JANGAN SALAH dibalik semua itu sebenarnya anak bahasa itu kreatif dan punya banyak ide lhooooooo.
SEBENERNYA MASIH BANYAK BANGET KEUNTUNGANNYA. TAPI UDAH MALEM MAU NGETIK TAPI LAPER. GIMANA KALO LANJUT DI #RAMBLOG2 AJA. GAPAPA KAN, GAPAPA DONG.OK GAPAPA. KALO PENGEN TANYA-TANYA BISA COMMENT AJA ATAU GAK FOLLOW IG : amelrizzzq / rzkiamel.ia
o
k
e
c
u
k
u
p
s e k i a n
&
t e r i m a k a s i h
BHAY!
Akhirnya ada waktu buat ngeposting di blog tercinta ini:"")
Oke kali ini gue akan membahas #schoolstory gue.
c h e c k t h i s o u t ! !
Jadi, setelah kelulusan SMP gue galau berat. Kenapa? karena gue gatau nasib sekolah gue selanjutnya. Sebenarnya gue itu pengen banget masuk SMK jurusan broadcasting cuma orangtua dan saudara gue gak setuju sama keinginan gue.Bikos mereka menginginkan gue sekolah di Purworejo. Dan kalian must know, selama UN gue ga tenang, gua takut kalo harus sekolah di Jawa.
Akhirnya, sebagai anak yang patuh dan berbakti kepada orang tua, mau gak mau gue harus mengiyakan sekolah di PWR. huhuhu
3 hari setelah pengumuman kelulusan gue berangkat ke Purworejo sama Alm. Bapak. Sampe sana ditunjukkin sekolah-sekolah di pwr. Tadinya gue pengen didaftarin di smansa, berhubung nilai gue kurang mencukupi ya jadi di smansev ajalah.
GUE DAFTAR PROGRAM BAHASA.
w
h
y
"kenapa harus bahasa?"
"kan nilai lo lumayan masa masuk bahasa sih?"
"kenapa ga IPA aja sih sayang banget tau masuk bahasa."
"ih suram bahasa mah."
"susah lo kalo mau kuliah. masuk bahasa sih."
Yash, begitulah reaksi teman-teman SMP dan teman rumah ketika mendengar kabar gue masuk program Bahasa. HEI PLS. THIS IS MY LIFE, MY WAY AND MY CHOICE. Kenapa gue pilih BAHASA? KARENA GUE GABISA NGITUNG. NILAI MTK GUE PAS-PASAN, GUE NYADAR DIRI LAH MAU MASUK IPA:") Lagian BAHASA itu gak sesuram yang kalian bayangin kok. Gue juga gak pernah malu jadi anak Bahasa, malah gue bangga jadi anak bahasa. Ya meskipun kadang kzl aja gitu kalo ketemu orang di jalan trs nanya, "Mbaknya ipa atau ips?" "ehm bahasa" dan disitu awkward moment bgt gilsssss.
Gue bakal ngasih tau keenakan eh maksudnya keuntungan masuk bahasa:
1. Pelajarannya terkesan santai dan gak memakan banyak otak *eh maksudnya gak terlalu rumit. Bahasa itu paling rumitnya kalo pelajaran bahasa Asing, tapi nanti kalo udah lama belajar bahasa Asingnya bakal terasa mudah kok percaya deh As Long As You Want to Learn.
2. Tugasnya gak muluk-muluk dan bisa dibilang gampang lha ya. Mentok-mentok paling kalo susah ya buat penelitian antropologi itu juga gak susah-susah amat sih. Tugasnya paling buat drama, nyanyi, presentasi, ah pokoknya mudah deh gak bikin pusing juga.
3. Kalo pelajaran itu suka nonton video/film kebudayaan gitu. Contohnya gue, kalo abis ulangan harian bahasa Jepang pasti nonton film jepang gitu. Terus kalo pelajaran bahasa Perancis, ya ditontonin kebudayaan Perancis. Ya namanya juga jurusan Ilmu Bahasa Budaya jadi gak cuma bahasa aja yang dipelajarin tapi juga budayanya.
4. Lebih sering dilatih kemampuan berbicara dibanding kemampuan menulis tugas tugas rumit :v
5. Pengetahuan bahasa Indonesianya banyak bangeeet karena anak bahasa juga ada mapel Sastra Indonesia.
6. BISA BAHASA ASING GAK CUMA INGGRIS DOANG
7. Peluang SNMPTN-nya lebih mudah karena saingannya kan dikit. Sekolah gue kelas Bahasanya cuma satu jadi saingannya ya cuma ama temen satu kelas ^6^
8. Anak bahasa itu rame,mulutnya berisik gak bisa diem, petakilan dan juga sukanya teriak-teriak kaya di hutan. TAPI JANGAN SALAH dibalik semua itu sebenarnya anak bahasa itu kreatif dan punya banyak ide lhooooooo.
SEBENERNYA MASIH BANYAK BANGET KEUNTUNGANNYA. TAPI UDAH MALEM MAU NGETIK TAPI LAPER. GIMANA KALO LANJUT DI #RAMBLOG2 AJA. GAPAPA KAN, GAPAPA DONG.OK GAPAPA. KALO PENGEN TANYA-TANYA BISA COMMENT AJA ATAU GAK FOLLOW IG : amelrizzzq / rzkiamel.ia
o
k
e
c
u
k
u
p
s e k i a n
&
t e r i m a k a s i h
BHAY!
Langganan:
Postingan (Atom)